Menjadi pengusaha bukanlah dengan harus menjadi miskin dan menyia-nyiakan harta yang ada, juga bukan dengan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, bersikap zuhud adalah dengan menggunakan harta dan kekayaan yang dimiliki sesuai dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa adanya keterikatan hati dan kecintaan yang berlebihan kepada harta dan kekayaan tersebut. Atau dengan kata lain, bersikap zuhud adalah dengan tidak menggantungkan angan-angan yang panjang pada harta dan kekayaan yang dimiliki, dengan bersegera menggunakannya untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ini adalah berbagai kutipan dari beberapa orang bijak seperti para Imam terkemuka di jaman dulu hingga sekarang. Atau y dianggap tepat dan mampu tuk mngutarakanya. Entah apa itu namanya...aQ hanyalah orang bodoh y mncoba dan brusaha keluar dari kbodohan y mnyesatkanQ atau mnjerumuskanQ menuju ke kehidupan y benar dan terang benerang(INSYAALLOH). kalo ada y mo ikutan silahkan ... monggo!! sugeng rawuh..!!!! mohon komen berupa: kritik, saran, teguran, nasehat, atau sapaan sekalipun.
Selasa, 22 Februari 2011
Pengusaha Muslim Sukses Dunia dan Akherat,Mungkinkah? (5)
Menjadi pengusaha bukanlah dengan harus menjadi miskin dan menyia-nyiakan harta yang ada, juga bukan dengan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi, bersikap zuhud adalah dengan menggunakan harta dan kekayaan yang dimiliki sesuai dengan petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, tanpa adanya keterikatan hati dan kecintaan yang berlebihan kepada harta dan kekayaan tersebut. Atau dengan kata lain, bersikap zuhud adalah dengan tidak menggantungkan angan-angan yang panjang pada harta dan kekayaan yang dimiliki, dengan bersegera menggunakannya untuk hal-hal yang diridhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pengusaha Muslim Sukses Dunia dan Akherat,Mungkinkah? (4)
Teladan sempurna dari ulama salaf
Para ulama salaf adalah sebaik-baik teladan dalam semua kebaikan dan keutamaan dalam agama ini, tidak terkecuali dalam memanfaatkan harta dan kekayaan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara para ulama salaf yang terkenal dengan sifat ini adalah:
Pertama, shahabat yang mulia, ‘Utsman bin ‘Affan bin Abil ‘Ash Al-Umawi radhiyallahu ‘anhu (wafat tahun 35 H), salah seorang dari Al-Khulafa Ar-Rasyidin dan sepuluh orang shahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau radhiyallahu ‘anhu sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanan.
Para ulama salaf adalah sebaik-baik teladan dalam semua kebaikan dan keutamaan dalam agama ini, tidak terkecuali dalam memanfaatkan harta dan kekayaan untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara para ulama salaf yang terkenal dengan sifat ini adalah:
Pertama, shahabat yang mulia, ‘Utsman bin ‘Affan bin Abil ‘Ash Al-Umawi radhiyallahu ‘anhu (wafat tahun 35 H), salah seorang dari Al-Khulafa Ar-Rasyidin dan sepuluh orang shahabat yang dijamin masuk surga oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau radhiyallahu ‘anhu sangat terkenal dengan kekayaan dan kedermawanan.
Pengusaha Muslim Sukses Dunia dan Akherat,Mungkinkah?(3)
Antara kaya dan miskin
Siapakah yang lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala: orang kaya yang bersyukur dengan kekayaannya atau orang miskin yang bersabar dengan kemiskinannya?
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ada yang lebih mengutamakan orang kaya yang bersyukur dan ada yang lebih mengutamakan orang miskin yang bersabar. Kedua pendapat ini juga dinukil dari ucapan Imam Ahmad bin Hambal. [Lihat: kitab Al-Adabusy Syar'iyyah: 3/468 dan 'Uddatush Shabirin (hlm. 146)].
Siapakah yang lebih utama di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala: orang kaya yang bersyukur dengan kekayaannya atau orang miskin yang bersabar dengan kemiskinannya?
Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ada yang lebih mengutamakan orang kaya yang bersyukur dan ada yang lebih mengutamakan orang miskin yang bersabar. Kedua pendapat ini juga dinukil dari ucapan Imam Ahmad bin Hambal. [Lihat: kitab Al-Adabusy Syar'iyyah: 3/468 dan 'Uddatush Shabirin (hlm. 146)].
Pengusaha Muslim Sukses Dunia dan Akherat,Mungkinkah? (2)
Memanfaatkan harta untuk meraih ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala
Perlu dicamkan di sini, bahwa ayat-ayat al-Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berisi celaan terhadap harta dan dunia, bukanlah memaksudkan bahwa celaan terhadap zat harta dan dunia itu sendiri, tetapi maksudnya adalah kecintaan yang berlebihan terhadapnya sehingga melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya,[Lihat: kitab Tafsir Al-Qurthubi: 18/142 dan Aisarut Tafasir: 4/271] sebagaimana firman-Nya,
Perlu dicamkan di sini, bahwa ayat-ayat al-Qur-an dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang berisi celaan terhadap harta dan dunia, bukanlah memaksudkan bahwa celaan terhadap zat harta dan dunia itu sendiri, tetapi maksudnya adalah kecintaan yang berlebihan terhadapnya sehingga melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak menunaikan hak Allah Subhanahu wa Ta’ala padanya,[Lihat: kitab Tafsir Al-Qurthubi: 18/142 dan Aisarut Tafasir: 4/271] sebagaimana firman-Nya,
وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34)Pengusaha Muslim Sukses Dunia dan Akherat,Mungkinkah? (1)
Fitnah Harta dan Dunia Dunia usaha dan bisnis yang sukses sering diidentikkan dengan gaya hidup mewah, glamor, cinta dunia yang berlebihan, dan ambisi yang tidak pernah puas untuk terus mengejar harta. Bahkan, sebagian dari para ulama menyifati dunia bisnis sebagai urusan dunia yang paling besar pengaruh buruknya dalam menyibukkan dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. [1]
Langganan:
Postingan (Atom)